Adat Istiadat Lampung
Berdasarkan adat istiadatnya, penduduk suku Lampung terbagi ke dalam dua golongan besar, yakni masyarakat Lampung beradat Pepadun dan masyarakat Lampung beradat Saibatin atau Peminggir.
Suku Lampung beradat Pepadun secara lebih terperinci dapat di golongkan ke dalam; (a) Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga), terdiri atas: Buai Nunyai, Buai Unyi, Buai Nuban, Buai Subing, Buai Beliuk, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha dan Buai Nyerupa. (b) Megou Pak Tulangbawang (Empat Marga Tulangbawang), terdiri dari: Buai Bolan, Buai Umpu, Buai Tegamoan, Buai Ali. (c) Buai Lima (Way Kanan/Sungkai), terdiri dari: Buai Pemuka, Buai Bahuga, Buai Semenguk, Buai Baradatu, Buai Barasakti. (d) Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku), terdiri dari Buai Manyarakat, Buai Tamba Pupus, dan Buai Buku Jadi.
Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepadun adalah masyarakat Abung yang ada disekitar abad ke 17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke 18 masehi, adat Pepadun berkembang pula di daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian). Kemudian pada permulaan abad ke 19 masehi, adat Pepadun disempurnakan dengan masyarakat kebuaian inti dan kebuaian-kebuaian tambahan (gabungan). Bentuk-bentuk penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwou Migou (Abung Siwo Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku.
Masyarakat yang menganut adat tidak Pepadun, yakni yang melaksanakan adat musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Karena mereka sebagian besar berdiam di tepi pantai, maka di sebut adat Pesisir. Suku Lampung beradat Saibatin (Peminggir) secara garis besarnya terdiri atas: Masyarakat adat Peminggir, Melinting Rajabasa, masyarakat adat Peminggir Teluk, masyarakat adat Peminggir Semangka, masyarakat adat Peminggir Skala Brak dan masyarakat adat Peminggir Komering. Masyarakat adat Peminggir ini sukar untuk diperinci sebagaimana masyarakat Pepadun, sebab di setiap daerah kebatinan terlalu banyak campuran asal keturunannya.
Bila di lihat dari penyebaran masyarakatnya, daerah adat dapat dibedakan bahwa daerah adat Pepadun berada di antara Kota Tanjungkarang sampai Giham (Belambangan Umpu), Way Kanan menurut rel kereta api, pantai laut Jawa sampai Bukit Barisan sebelah barat. Sedangkan daerah adat Peminggir ada di sepanjang pantai selatan hingga ke barat dan ke utara sampai ke Way Komering.
Suku Lampung beradat Pepadun secara lebih terperinci dapat di golongkan ke dalam; (a) Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga), terdiri atas: Buai Nunyai, Buai Unyi, Buai Nuban, Buai Subing, Buai Beliuk, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha dan Buai Nyerupa. (b) Megou Pak Tulangbawang (Empat Marga Tulangbawang), terdiri dari: Buai Bolan, Buai Umpu, Buai Tegamoan, Buai Ali. (c) Buai Lima (Way Kanan/Sungkai), terdiri dari: Buai Pemuka, Buai Bahuga, Buai Semenguk, Buai Baradatu, Buai Barasakti. (d) Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku), terdiri dari Buai Manyarakat, Buai Tamba Pupus, dan Buai Buku Jadi.
Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepadun adalah masyarakat Abung yang ada disekitar abad ke 17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke 18 masehi, adat Pepadun berkembang pula di daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian). Kemudian pada permulaan abad ke 19 masehi, adat Pepadun disempurnakan dengan masyarakat kebuaian inti dan kebuaian-kebuaian tambahan (gabungan). Bentuk-bentuk penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwou Migou (Abung Siwo Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku.
Masyarakat yang menganut adat tidak Pepadun, yakni yang melaksanakan adat musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Karena mereka sebagian besar berdiam di tepi pantai, maka di sebut adat Pesisir. Suku Lampung beradat Saibatin (Peminggir) secara garis besarnya terdiri atas: Masyarakat adat Peminggir, Melinting Rajabasa, masyarakat adat Peminggir Teluk, masyarakat adat Peminggir Semangka, masyarakat adat Peminggir Skala Brak dan masyarakat adat Peminggir Komering. Masyarakat adat Peminggir ini sukar untuk diperinci sebagaimana masyarakat Pepadun, sebab di setiap daerah kebatinan terlalu banyak campuran asal keturunannya.
Bila di lihat dari penyebaran masyarakatnya, daerah adat dapat dibedakan bahwa daerah adat Pepadun berada di antara Kota Tanjungkarang sampai Giham (Belambangan Umpu), Way Kanan menurut rel kereta api, pantai laut Jawa sampai Bukit Barisan sebelah barat. Sedangkan daerah adat Peminggir ada di sepanjang pantai selatan hingga ke barat dan ke utara sampai ke Way Komering.
.
.sama aja tuuhh
.
at 12:47 am
info yg dibagikan sgat membantu saya,
kpd pak supri bleh kah saya ikut bergabung??
untuk mengadakan penelitian adat/tradisi lampung
at 6:40 pm
at 8:47 pm
bagi saya, masa depan yang dapat diubah-ubah dengan segala rencana, sementara masa lalu… adalah baku.
wahai saudaraku, … “jangan pernah sekali merubah rasa menjadi manis, jika kenyataan pahit”, … jujur ucapmu, jujur lakumu, menjalani hidup.
karena rasa bukanlah kenangan.
at 7:36 am
at 4:08 pm
at 2:43 pm
at 7:48 am
at 4:45 am
at 2:48 pm
at 5:36 am
at 2:56 am
at 1:40 am
at 1:11 am
at 7:19 pm
at 7:09 pm
at 9:14 am
karena informasi seprti ini sangat berguna untuk kemajuan lampung sendiri.terutama untuk memajukan pariwisatanya.
salam kenal dr saya..
JEMOW ASLI MENGGALOW..
at 1:14 pm
at 9:06 am
Nanti kalau saya sudah dapat sumber yang valid insya Allah di Update.
Terima kasih sebelumnya
at 9:08 am
at 9:03 am
Terimakasih Kpd Saudara Yg sdah brpartispsi dalam mempromosikan Liwa dan Mengenalkan adat-istiadat Masyarakat lampung barat khususnya masyarakat Sekala Bekhak..Saya ingin memberikan komentar sejarah orang lampung yang anda tulis sangat berbeda dengan sejarah yang ada dan dengan keterangan tambo-tambo yang ada pada kePAKSIAN PAKSI PAK SEKALA BEKHAK yang menerangkan asal muasal orang lampung.mohon kiranya bapak mempelajari lagi sejarah bangsa lampung agar tidak menimbulkan kesalahan sejarah dikemudian hari,karena Lampung Barat adalah D’ original Lampung yang pada akhirnya menurunkan Semua Orang2 lampung dan Komering…Terimakasih…
at 6:39 am
at 7:58 am
at 1:47 am
at 9:06 am
at 8:59 am
dengan rasa adat daerah sendiri, aku bangga jadi masyarakat lampung. . .
walaupun aku tidak lagi tinggal di lampung, tapi aku selalu akan ingin tau perkembanagn tanah air ku, khusus nya lampung tercita. . . .
aku lahir di x anda lampung selatan. . .
umur aku masih 20 th. . . .
untuk bupati ku lam-sel. . . .
aku ingin daerahkumaju. . . .
BRAVO LAM-SEL. . . .
buat situs nya makin hebooohhh donk.
at 1:34 am
ngasi ngekhasa MELIOM haguk
ATIN SUPRIYADI mana ia haga melestariko
budaya kham lappung, khususna
lampung barat…
maantaaaff …..
at 1:45 am
at 6:40 am
ayo dong
tampilin arsitektur lampung
orang padang punya rumah gadang
orang toraja punya tongkonan
lha…ulun lampung ni mannnnaaaaa…..?
padahal arsitektur tu bagian yang penting banget dri kehidupan manusia.
hei, tingkat peradaban manusia tu diukur dari arsitekturnya!!!
buktiin kalo lampung gak kalah peradabannya dari propinsi2 laen
at 4:27 pm
No hp: 085269761950/085279488920. (masih bujangan nih)
at 3:18 pm
at 6:48 am
GAK JELAZZZ DAH…
PR wa JAdi JelEk nilainya….T_T
Canda kale ^_^
BAGUS KOQ!!! NILAI AQ 90 langusng thanks ya..^_^…………………….
at 1:24 pm
ji alam q yu
dang lpa jma muli lampung.he.he
ki wat tlong y di kirim ke alm q, q tunggu yu…makaseh
nisya_maniz@plasa.com
at 4:13 am
makasih yu…….
at 3:59 am
at 1:49 am
at 9:10 am
at 9:08 am
terima kasih.. ariza makassar
at 1:14 am
at 12:32 pm
at 4:32 pm
untuk sai haga ratong tulung tampilko profil kabupaten way kanan. terima kasih.
at 5:00 am